LAPORAN KULIAH
SUBUH DALAM RANGKA MILAD MUHAMMADIYAH KE 104 DI PDM SURAKARTA
Di Susun Oleh:
Nama : Esti Nur Sulistyoningsih
NIM :
A510120211
Progdi :
PGSD / IIIE
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis
ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat-Nya penulis
diberi kesempatan untuk mengikuti kuliah subuh di PDM (Pimpinan Daerah
Muhammadiyah) Kota Surakarta. Dalam laporan ini penulis menyampaikan tentang Muhammadiyah
di Kota Surakarta, Isi materi kuliah subuh yang di sampaikan oleh Prof. Dr.
K.H. Muhammad Sirajuddin Syamngsuddin.
Ucapan
terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak dosen yang telah memberikan
kepercayaan dan dukungan kepada penulis untuk mengikuti kuliah subuh ini. Ucapan terimakasih juga
penulis
ucapkan kepada pihak Fakultas, Jurusan, Dosen Pengampu, Kepala Pimpinan dan Staf – staf
terkait di PDM(Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Kota Surakarta. Dimana telah
memberikan izin kepada penulis untuk mengikuti
kuliah subuh. Penulis
berharap laporan ini bisa menjadi pedoman bagi penulis sebagai calon pendidik
di Sekolah Dasar, disamping itu menjadi bahan acuan penilaian untuk mata kuliah Kemuhammadiyahan.
Penulis sadar dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mohon kritik
dan saran dari pembaca dan dosen pengampu mata kuliah. Kritik dan saran
tersebut sebagai bahan penyempurnaan bagi penulis dalam membuat laporan untuk
mata kuliah yang lain.
Surakarta, 25 Desember 2013
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Muhamadiyah
merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan
bersumber pada Alquran dan as-Sunnah. Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh
pendirinya dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan
meneladani jejak perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi
terwujudnya ‘Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan
kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita.
Ketika
berbicara mengenai agama islam tedak terlepas dari acara – acara untuk
meningkatkan ketaqwaan kita para muslim kepada Allah SWT, seperti pengajian
atau kuliah subuh yang rutin dilaksanakan untuk menambah wawasan keilmuan dan
keislaman. Kuliah subuh yang dilaksanakan pada kesempatan ini bertempat di
Balai Muhammadiyah kota Surakarta. Pengajian ini membahas mengenai “berilmu
sebelum beramal”. Kuliah subuh kali ini diadakan dalam rangka memperingati
milad Muhammadiyah ke 104. Kuliah subuh ini bertemakan “MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN
BANGSA”
Suasana
yang terjadi dalam pengajian saat ini begitu banyak sekali orang yang
mengikutinya dan terasa ramai sekali, jadi tidak begitu efektif penyampaian
materi oleh penceramahnya. Alangkah baiknya ketika banyak jamaah pengajian yang
hadir dan iringi suasana yang khikmat, akan menjadikan sebuah momentum yang
dimana semua ilmu yang disampaikan penceramah bisa efektif masuk dalam pikiran
dan hati para jamaah pengajian, dan bisa di amalkan dalam kehidupan sehari –
hari.
Karya ini penulis susun guna memenuhi tugas
pada mata kuliah
Kemuhammadiyahan. Karya ini membahas mengenai isi dari materi yang
disampaikan oleh Prof.
Dr. K.H. Muhammad Sirajuddin Syamngsuddin. Pembahasan ini diharapkan dapat menambah wawasan Agama Islam dan keutamaan ilmu
sebelum beramal.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang yang dikemukakan diatas, adapun rumusan masalah dari karya
ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan Muhammadiyah?
2.
Bagaimanakah Muhammadiyah di Surakarta?
3.
Apakah yang dimaksud dengan Meraih Keunggulan Untuk
Kemajuan Bangsa?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Muhammadiyah.
2.
Untuk Mengetahui Muhammadiyah di Surakarta.
3.
Untuk mengetahui tentang Meraih Keunggulan Untuk Kemajuan
Bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Muhammadiyah
Arti Bahasa (Etimologis)Muhamadiyah berasal dari kata
bahasa Arab “Muhamadiyah”, yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian
mendapatkan “ya” nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti
“umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam” atau “pengikut Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan
meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan
pesuruh Allah yang terakhir.
Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah
merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan
bersumber pada Alquran dan as-Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada
tanggal 8Dzulhijjah 1330 H, bertepatan 18November 1912 Miladiyah di kota
Yogyakarta.
Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya
dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak
perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi terwujudnya ‘Izzul Islam wal
Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai
realita.
Secara garis besar Muhammadiyah adalah salah satu
orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang didirikan
oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang
panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya,
yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid
Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh
gerakan pembaharuan tersebut terutama berasal dari Muhammad Abduh melalui
tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul
Wustqa.
Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri
hingga sekarang ini telah mengalami beberapa kali perubahan redaksional,
perubahan susunan bahasa dan istilah. Tetapi, dari segi isi, maksud dan tujuan
Muhammadiyah tidak berubah dari semula.Pada waktu pertama berdirinya
Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:
Rumusan pertama Menyebarkan pengajaran Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada penduduk bumi-putra, di dalam residensi
Yogyakarta. Dan Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.
Rumusan kedua terjadi setelah muhammadiyah
meluas ke berbagai daerah di luar Yogyakarta. Memperhatikan jumlah cabang yang
ada di luar Yogyakarta maka maksud dan tujuan muhammadiyah harus direvisi
sesuaii dengan keadaan riil yang dialaminya. Adapun isinya adalah memajukan dan
menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda, serta
memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan Agama Islam kepada sekutu-sekutunya.
Rumusan ketiga rumusan ketiga ini terjadi
ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan fasis ini mengharuskan
terjadinya perubahan redaksional yang sesuai dengan yang dikehendakinya. Maka
rumusanya adalah sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran
bersamaseluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai Nippon, dan memang
diperintahkan oleh Allah maka perkumpulan ini:
·
Hendaknya menyiarkan agama Islam, serta melatihkan
hidup yang selaras dengan tuntunannya.
·
Hendak
melakukan pekerjaan perbaikan umum.
·
Hendak memajukan pengetahuan dan keepandaian serta
budi pekerti yang baik kepada anggoya-anggotanya.
Rumusan keempat terjadi setelah
Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta. Adapaun rumusanya adalah menegakkan
dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya
Rumusan kelima ini diubah pada Muktamar
Muhammadiyah ke 34 di Yogyakarta. Perubahan ini hanya pada redaksionalnya saja
dari kata dapat mewujudkan menjadi terwujudnya. Sihingga rumusan resminya
adalah, Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
Rumusan keenam terjadi pada Muktamar
Muhammadiyah ke 41 di Surakarta. Pada tahun itu Muhammadiyah harus merubah
maksud dan tujuan azaznya, dikarenakan kehadiran Undang-undang nomor 8 tahun
1985 tentang kewajiban setiap ormas, baik agama maupun non agama untuk
mencantumkan asas pancasila. Adapun maksud dan tujuan hasil Muktamar ke 41 itu
adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.
Rumusan ketujuh Muhammadiyah adalah gerakan
Islam, Dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar, berasaskan Islam yang bersumber pada al
Qur’an dan As-Sunnah.
B.
MUHAMMADIYAH
DI SURAKARTA
Sejak awal Muhammadiyah menahbiskan diri menjadi
organisasi sosial kemasyarakatan amar ma’ruf nahi munkar dan sebagai gerakan
tajdid (pembaruan). Dalam Kepribadian Muhammadiyah ditegaskan, kader dituntut
untuk amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh
teladan yang baik. Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain
dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan
makmur yang diridhoi Allah.
Dua pernyataan yang tertuang di dalam Kepribadian Muhammadiyah tersebut mempunyai signifikansi dalam menjawab persoalan Muhammadiyah dan umat ke depan. Artinya, ketika dahulu Muhammadiyah bekerja sama dengan NU untuk memberantas korupsi, alangkah baiknya, jika Muhammadiyah juga kembali bersuara dalam masalah krisis global, illegal logging, illegal fishing, global warming, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya.
Dua pernyataan yang tertuang di dalam Kepribadian Muhammadiyah tersebut mempunyai signifikansi dalam menjawab persoalan Muhammadiyah dan umat ke depan. Artinya, ketika dahulu Muhammadiyah bekerja sama dengan NU untuk memberantas korupsi, alangkah baiknya, jika Muhammadiyah juga kembali bersuara dalam masalah krisis global, illegal logging, illegal fishing, global warming, pengangguran, kemiskinan, dan sebagainya.
Ajaran Kiai Dahlan
Sudah saatnya Muhammadiyah bangun dari tidur
panjangnya dan kembali memperteguh gerakan kerakyatan yang telah dipelopori dan
diwariskan oleh KH Ahmad Dahlan. Muhammadiyah yang selama ini disibukkan dengan
wacana pemikiran yang ndakik-ndakik dan kurang menyentuh realitas sosial sudah
saatnya kembali pada pemikiran yang mudah diterima oleh warganya.
Ambil contoh, Muhammadiyah hingga kini belum mempunyai
alat produksi cangih seperti, kapal penangkap ikan, TV nasional, radio
nasional, yang kesemuanya bisa digunakan sebagai sarana dakwah melawan budaya
konsumerisme dan kapitalisme yang semakin menggejala.
Seandainya Muhammadiyah mempunyai satu kapal saja yang
dapat menangkap ikan di laut yang sekarang ini banyak dicuri oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab, Muhammadiyah akan bertambah "kaya" dan
semakin banyak membuka peluang kerja bagi rakyat. Dan tentunya mampu menyelamatkan
aset bangsa Indonesia.
Muhammadiyah memang perlu menunjukkan kepeduliannya pada aset bangsa dengan cara yang elegan. Keikutsertaan, misalnya, dalam permohonan judicial review ke MK yang putusannya membubarkan BP Migas, semoga bisa menjadi bagian dari upaya lebih memandirikan bangsa dari tekanan asing.
Muhammadiyah memang perlu menunjukkan kepeduliannya pada aset bangsa dengan cara yang elegan. Keikutsertaan, misalnya, dalam permohonan judicial review ke MK yang putusannya membubarkan BP Migas, semoga bisa menjadi bagian dari upaya lebih memandirikan bangsa dari tekanan asing.
Persoalan memang kian kompleks. Guna menghadapi
persoalan yang semakin kompleks ini, Muhammadiyah sudah saatnya berani untuk
banting setir dan menenggok kembali ajaran yang telah diwahyukan kepada
Rasulullah Muhammad s.a.w, dan “tafsir” ala KH Ahmad Dahlan.
Beberapa pokok ajaran tentang pentingnya
pendampingan/pembelaan terhadap kaum mustad'afin melalui teologi al-Maun.
Proyek pemikiran berbasis kesadaran dan pemihakan terhadap kaum miskin (lemah)
sudah selayaknya menjadi ancangan besar dalam setiap kajiannya. Tanpa hal yang
demikian, Muhammadiyah akan mengalami kebuntuan berpikir yang pada gilirannya
akan mematikan kreativitas dan langkah gerak persyarikatan.
Kemajuan Muhammadiyah di era awal terletak kepada kemampuan Kiai Dahlan dan murid-muridnya untuk terus melakukan pengkajian terhadap 17 kelompok ayat. Kini memasuki abad kedua sudah selayaknya kajian 17 kelompok ayat berkembang menjadi 100 atau tafsir utuh Alquran menurut pemahaman Muhammadiyah.
Kemajuan Muhammadiyah di era awal terletak kepada kemampuan Kiai Dahlan dan murid-muridnya untuk terus melakukan pengkajian terhadap 17 kelompok ayat. Kini memasuki abad kedua sudah selayaknya kajian 17 kelompok ayat berkembang menjadi 100 atau tafsir utuh Alquran menurut pemahaman Muhammadiyah.
Dengan demikian, Muhammadiyah benar menjadi organisasi
pembaru (tajdid) sebagaimana semboyannya. Muhammadiyah akan kembali memimpin
peradaban karena ia merupakan pelopor gerakan pemikiran yang genuine dan
berguna bagi masyarakat banyak.
Lebih lanjut, keragaman tafsir dan kajian dari berbagai disiplin ilmu akan semakin mengukuhkan bahwa Islam merupakan agama penuh nilai. Artinya, Alquran sebagai rujukan utama umat Islam mempunyai kandungan yang luas dan inspiratif. Langkah gerak umat khususnya Muhammadiyah akan lebih tertata dan bermakna karenanya.
Gerakan Pencerahan
Lebih lanjut, keragaman tafsir dan kajian dari berbagai disiplin ilmu akan semakin mengukuhkan bahwa Islam merupakan agama penuh nilai. Artinya, Alquran sebagai rujukan utama umat Islam mempunyai kandungan yang luas dan inspiratif. Langkah gerak umat khususnya Muhammadiyah akan lebih tertata dan bermakna karenanya.
Gerakan Pencerahan
Dalam hal pemihakan terhadap kaum lemah pun
Muhammadiyah perlu terus berbenah. Seperti kritik M Dawam Rahardjo (2010), jika
dulu Kiai Dahlan melaksanakan program kemasyarakatan yang berorientasi pada
kaum dhuafa, kini sudah selayaknya Muhammadiyah mengarahkan pada program
pemberdayaan orang miskin agar bisa meningkatkan kesejahteraan mereka
sendiri.
Sebagaimana telah diutarakan di muka, proses dan
produk pemihakan Muhammadiyah sudah selayaknya mewujud. Tanpa wujud yang jelas,
Muhammadiyah akan semakin ditinggal zaman yang pada gilirannya semangat
pemihakan persyarikatan pun akan memudar. Inilah yang sebaiknya selalu diingat,
termasuk kami di jajaran pengurus.
Milad Muhammadiyah seabad (jika dihitung berdasarkan kalendar miladiyah, 18 November 1912-18 November 2012) sudah selayaknya merupakan semangat kelanjutan dari Muktamar Satu Abad Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta tahun 2010 lalu. Tafsir gerakan pencerahan selayaknya semakin meneguhkan Muhammadiyah dalam peran dan proses kebangsaan. Muhammadiyah turut serta dalam membangun bangsa dan negara. Pasalnya, meminjam istilah Ahmad Syafii Maarif, jika negara hancur maka Muhammadiyah akan remuk. Jika negara sejahtera, Muhammadiyah pun akan makmur.
Dengan demikian, Muhammadiyah merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial. Maka sudah selayaknya Muhammadiyah turut serta menyelesaikan persoalan sosial yang muncul, dan bukan menjadi bagian dari masalah itu.
Keteguhan tekad dan semangat persyarikatan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan amanat sejak kelahirannya. Muhammadiyah lahir karena kehidupan masyarakat jauh dari ideal. Kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan, yang kesemuanya jauh dari semangat keberislaman.
Milad Muhammadiyah seabad (jika dihitung berdasarkan kalendar miladiyah, 18 November 1912-18 November 2012) sudah selayaknya merupakan semangat kelanjutan dari Muktamar Satu Abad Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta tahun 2010 lalu. Tafsir gerakan pencerahan selayaknya semakin meneguhkan Muhammadiyah dalam peran dan proses kebangsaan. Muhammadiyah turut serta dalam membangun bangsa dan negara. Pasalnya, meminjam istilah Ahmad Syafii Maarif, jika negara hancur maka Muhammadiyah akan remuk. Jika negara sejahtera, Muhammadiyah pun akan makmur.
Dengan demikian, Muhammadiyah merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial. Maka sudah selayaknya Muhammadiyah turut serta menyelesaikan persoalan sosial yang muncul, dan bukan menjadi bagian dari masalah itu.
Keteguhan tekad dan semangat persyarikatan memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan amanat sejak kelahirannya. Muhammadiyah lahir karena kehidupan masyarakat jauh dari ideal. Kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan, yang kesemuanya jauh dari semangat keberislaman.
Tetap relevan mengingat salah satu ayat powerful yang
menginsipirasi kelahiran Muhammadiyah: Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada yang makruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. 3 Ali
Imran:104)
Inilah kerja Muhammadiyah sebagai gerakan kebajikan, gerakan pencerahan. Mencerahkan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berpegang teguh pada ajaran Islam rahmatan lil alamin.
Inilah kerja Muhammadiyah sebagai gerakan kebajikan, gerakan pencerahan. Mencerahkan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berpegang teguh pada ajaran Islam rahmatan lil alamin.
C.
ISI MATERI
“MERAIH KEUNGGULAN UNTUK KEMAJUAN BANGSA”
Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta‘ala bahwa hingga saat ini Muhammadiyah telah memasuki usia ke-104 H / 101 M
dalam menjalankan risalah Islam di muka bumi ini. Usia yang panjang itu
merupakan anugerah Allah Subhanahu Wa Ta‘ala yang sangat bermakna, sekaligus
sebagai bukti dari hasil perjuangan yang tidak kenal lelah dari seluruh
kekuatan Muhammadiyah disertai kepercayaan masyarakat atas segala misi dakwah
dan tajdid yang dilaksanakan oleh Gerakan Islam ini. Tidak mudah bagi sebuah
organisasi Islam untuk bertahan dalam rentang lebih satu abad, dengan suka dan
duka perjalanan yang dilaluinya.
Banyak hal telah dirintis dan dikhidmatkan
Muhammadiyah untuk umat dan bangsa melalui amal usaha dan amalan-amalan
dakwahnya untuk kemajuan. Ada pula hal-hal yang belum tergarap dengan baik dan
masih menjadi tantangan Muhammadiyah untuk dilaksanakan melalui misi dakwahnya.
Berbagai rintangan pun telah banyak dilalui oleh Muhammadiyah dalam rentang
usia yang panjang itu. Namun demikian Muhammadiyah tegak berdiri dan terus
berkiprah tak kenal lelah untuk mencerahkan kehidupan umat, bangsa, dan dunia
kemanusiaan universal. Meskipun kadang harus menghadapi rintangan, termasuk
pada sebagian hal diabaikan atau disalahmengerti oleh sementara kalangan,
Muhammadiyah tetap berjuang mengemban misi dakwah dan tajdid, sehingga sejarah
membuktikan betapa Muhammadiyah lahir dan berkiprah untuk membawa negara dan
bangsa ini menuju baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur serta mewujudkan Islam
sebagai rahmatan lil-'alamin.
Pembuktian kiprah Muhammadiyah untuk bangsa dan negara
secara resmi diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1961 ketika
mengangkat Kyai Haji Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional. Melalui Surat
Keputusan Presiden Soekarno Nomor 657 tanggal 27 Desember l96l dikemukakan
empat pertimbangan pengangkatan K.H. Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional,
yaitu: (1) K.H. Dahlan telah memelopori kebangunan Umat Islam Indonesia untuk
menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;
(2) Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya telah memberikan ajaran
Islam yang murni kepada bangsanya; Ajaran Islam yang menuntut kemajuan,
kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam;
(3) Dengan organisasinya Muhammadiyah telah memelopori amal-usaha sosial dan
pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangunan dan kemajuan bangsa, dengan
jiwa ajaran Islam; (4) Dengan organisasinya bagian Wanita atau 'Aisyiyah telah
memelopori kebangunan wanita bangsa Indonesia untuk mengecap pendidikan dan
berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.
Karena itu kalau ada yang mengabaikan atau kurang
menghargai kiprah Muhammadiyah, maka hal itu menunjukkan kurangnya penghayatan
atas sejarah nasional di mana Muhammadiyah berjuang sejak awal untuk
kemerdekaan dan kemajuan Indonesia. Sebaliknya bagi mereka yang mendukung,
berempati, dan bekerjasama dengan Muhammadiyah menunjukkan pemahaman dan visi
kebangsaan yang konstruktif dalam membaca sejarah bangsa, sekaligus menjadikan
Muhammadiyah sebagai bagian integral yang menyatu di tubuh bangsa ini dengan
segala kiprah dan pengorbanan yang tanpa pamrih. Muhammadiyah sendiri tidak
akan menghitung-hitung amal yang dilakukannya, namun pengungkapan atas kiprah
perjuangan tersebut lebih untuk menjadi perenungan dan pembelajaran bagi
generasi bangsa agar pandai menghargai jejak pejuangan seluruh anak negeri dan
segenap komponen bangsa yang telah meletakkan fondasi kebangsaan di Republik
ini.
Muhammadiyah tiga tahun yang lalu (tanggal 3-8 Juli 2010)
telah menyelenggarakan muktamar satu abad di kota kelahirannya, Yogyakarta.
Muhammadiyah senantiasa istiqamah memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia
kemanusiaan universal. Muhammadiyah berkomitmen kuat untuk menjadikan bangsa
ini menjadi umat terbaik (khaira ummah) dan negara ini menjadi baldatun
thayyibatun wa Rabbun ghafur (negara yang baik dan diampuni Tuhan). Misi
Muhammadiyah tersebut ditorehkan sebagai panggilan dakwah mengajak pada
kebaikan, menyuruh pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar mengikuti
jejak risalah Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana firman
Allah Subhanahu Wa Ta‘ala: Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yong munkar; merekalah orang-orang yong beruntung.” (QS Ali
lmran: 04)
Kini Muhammadiyah berusia 104 tahun. Di tengah suasana
memperingati Milad ini, dengan tetap mensyukuri apa yang positif telah diraih
bangsa ini, Muhammadiyah sungguh prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Beban
bangsa Indonesia di tengah bayang-bayang ancaman krisis ekonomi global saat ini
terbilang berat. Masalah ketenagakerjaan, kemiskinan, kerusakan sumberdaya
alam, kondisi masyarakat di daerah-daerah perbatasan, nasib pulau-pulau terluar/terdepan,
konflik horizontal, terorisme, dan masalah kedaulatan negara di tengah
cengkeraman hegemoni ekonomi-politik dunia. Beban berat itu bukan sekadar dalam
bobot masalahnya yang memang kompleks, tetapi pada saat yang sama diperparah
oleh penyakit kronis dan menular yang bernama korupsi. Dalam menghadapi
masalahmasalah besar tersebut diperlukan langkah-langkah terobosan yang
strategis, disertai sikap kepemimpinan yang reformatif, bekarakter moralis, dan
berjiwa negarawan.
Muhammadiyah sebagai gerakan bermisi dakwah dan tajdid
yang telah berdiri jauh sebelum Republik Indonesia berdiri (merdeka),
senantiasa mengutamakan kepentingan dan kemajuan bangsa. Muhammadiyah meyakini
bahwa Islam yang menjadi fondasi gerakannya senantiasa menggelorakan spirit kemajuan.
Islam itu agama yang berkemajuan, Din al-Hadlarah. Kepada segenap umat Islam
kami ajak untuk terus megoptimalkan kerja-kerja keumatan yang membawa pada
keunggulan dan kemajuan "lil-izatil Islam wal muslimin" demi kejayaan
Islam dan kaum Muslim. Jadilah umat terbaik untuk menyebarluaskan Islam sebagai
rahmatan lil-'alamin.
Dalam kehidupan kebangsaan Muhammadiyah senantiasa
istiqamah membawa misi dan visi kemajuan. Muhammadiyah sejalan dengan Khittah
dan Kepribadiannya menegaskan sikap untuk konsisten dalam beramar ma'ruf dan
nahi munkar, berkiprah nyata melalui berbagai amal usaha, serta bekerjasama
dengan pemerintah dan seluruh komponen bangsa secara cerdas dan mengedepankan
nasib bangsa. Apa yang dilakukan Muhammadiyah melalui berbagai kiprah dakwah
dan amal usahanya semuanya terus dikembangkan ke arah keunggulan untuk
dikhidmatkan bagi kemajuan umat, bangsa, dan kemanusiaan universal.
Karenanya Muhammadiyah mengajak seluruh elite bangsa
untuk benarbenar berkiprah optimal untuk memajukan kehidupan bangsa guna
mewujudkan cita-cita nasional di seluruh bidang kehidupan. Kepada semua pihak
lebih-lebih para pemimpin bangsa mari tunjukkan sikap konsisten antara kata dan
tindakan, menjunjungtinggi moral yang utama, menunaikan amanat rakyat, serta
memperjuangkan kepentingan rakyat di atas kepentingan diri, kelompok, dan
golongan. Muhammadiyah mengajak pemerintah di seluruh tingkatan untuk semakin
meningkatkan komitmen dan kesungguhan dalam memajukan bangsa, disertai sikap
mengedepankan keadilan dan kejujuran, berdiri di atas semua golongan, tidak
partisan, bermitra dengan seluruh komponen bangsa termasuk Muhammadiyah, dan
mampu menunjukkan jiwa kenegarawanan yang utama.
Muhammadiyah juga menyampaikan ajakan dan komitmen
moral bahwa dalam membangun bangsa, tidak kalah pentingnya membangun kekuatan
karakter atau akhlaq utama di tubuh bangsa ini yang mengedepankan kejujuran,
keadilan, kedamaian, keterpercayaan, persaudaraan, kemandirian, dan nilai-nilai
moral yang dibangun di atas kebenaran dan kebaikan. Masa depan bangsa ini
tergantung pada keutamaan akhlaq warga dan para pimpinannya, disertai sikap
jujur dan amanah dalam menunaikan tugas bangsa dan negara. Akhirnya segenap
warga bangsa diajak untuk semakin meningkatkan iman dan taqwa sehingga Allah
Subhanahu Wa Ta‘ala melimpahkan berkah-Nya untuk bangsa ini sebagaimana
janji-Nya: Artinya: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertalaua, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, makn Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya." (QS Al-A’raf: 96) Marilah kita berdo'a kepada
Allah Subhanahu Wa Ta‘ala, agar umat dan bangsa ini senantiasa berada dalam
bimbingan-Nya, dianugerahi nikmat dan karunia-Nya, dijauhkan dari adzab-Nya,
dan dilimpahi Ridha-Nya. Amin ya rabb al-'alamin. Nashrun minallah wa fathun
qarib.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam
pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H. Ahmad
Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan
pembaharuan Islam. maksud dan tujuan Muhamadiyah, yaitu Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan
makmur yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Muhammadiyah benar menjadi organisasi pembaru (tajdid)
sebagaimana semboyannya. Muhammadiyah akan kembali memimpin peradaban karena ia
merupakan pelopor gerakan pemikiran yang genuine dan berguna bagi masyarakat
banyak.
Muhammadiyah juga menyampaikan ajakan dan komitmen
moral bahwa dalam membangun bangsa, tidak kalah pentingnya membangun kekuatan
karakter atau akhlaq utama di tubuh bangsa ini yang mengedepankan kejujuran,
keadilan, kedamaian, keterpercayaan, persaudaraan, kemandirian, dan nilai-nilai
moral yang dibangun di atas kebenaran dan kebaikan. Masa depan bangsa ini
tergantung pada keutamaan akhlaq warga dan para pimpinannya, disertai sikap
jujur dan amanah dalam menunaikan tugas bangsa dan negara. Akhirnya segenap
warga bangsa diajak untuk semakin meningkatkan iman dan taqwa sehingga Allah
Subhanahu Wa Ta‘ala melimpahkan berkah-Nya untuk bangsa ini sebagaimana
janji-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar