Rabu, 14 Mei 2014


Esti Nur Sulistyoningsih
A510120211


  1. Konsep dasar dan aplikasi sintesa protein dalam peristiwa dogma genetic
a.       Pengertian
Sintesis protein melibatkan DNA sebagai pembuat rantai polipeptida. Meskipun begitu, DNA tidak dapat secara langsung menyusun rantai polipeptida karena harus melalui RNA. Seperti yang telah kita ketahui bahwa DNA merupakan bahan informasi genetik yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Informasi yang dikode di dalam gen diterjemahkan menjadi urutan asam amino selama sintesis protein. Informasi ditransfer secara akurat dari DNA melalui RNA untuk menghasilkan polipeptida dari urutan asam amino yang spesifik.
b.      Konsep dasarnya yaitu :
1)      Tahap pertama dogma genetik dikenal sebagai proses transkripsi DNA menjadi mRNA.
2)      Tahap kedua dogma genetik adalah proses translasi atau penerjemahan kode genetik pada RNA menjadi urutan asam amino. Dogma genetik dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut.
c.       Aplikasinya sendiri yaitu untuk menentukan ciri spesifik suatu jenis makhluk menunjukkan adanya aliran informasi bahan genetic dari DNA ke asam amino (protein).
d.      Contoh : “Protein yang dapat dihasilkan seperti protein struktural yang digunakan sebagai penyusun membrane sel dan protein fungsional (misalnya enzim) yang digunakan sebagai biokatalisator untuk  berbagai proses sintesis dalam sel.

                          
                                                          Gambar. Dogma Genetik


                                    Gambar. Mekanisme Umum Sintesis Protein
2.      Tulis dan jelaskan hokum mendel 1 dan mendel 2 serta contoh aplikasinya.
a.       Hokum Mendel 1
Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:
1.   Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).
2.   Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww) dan satu dari tetua betina (misalnya RR).
3.   Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB pada gambar 2), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b) yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.
b.      Hukum Mendel II
Dikenal juga sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara Bebas. Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen untuk sifat yang lain yang bukan termasuk alelnya.
Hukum Mendel 2 ini dapat dijelaskan melalui oersilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput) dan warna biji (kuning+hijau). Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning dengan biji keriput warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat berpasangan secara bebas maka hasil persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning, bulat hijau dan keriput hijau.
Hukum Memdel 2 ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel 2 ini juga tidak berlaku untuk persilangan monohibrid.
*Contoh hokum mendel 1
1)      Persilangan monohybrid dengan dominasi

2)      Persilangan monohybrid dengan kasus intermediet

*Contoh Hukum Mendel  II
Perhatikan analisis papan catur di bawah ini tentang persilangan buncis dengan dua sifat beda (dihibrida). Buncis biji bulat warna kuning disilangkan dengan biji keriput warna hijau. Keturunan pertama semuanya berbiji bulat warna kuning.
Artinya, sifat bulat dominan terhadap sifat keriput dan kuning dominan terhadap warna hijau. Persilangan antar F1 mengasilkan keturunan kedua (F2) sebagai berikut: 315 tanaman bulat kuning, 101 tanaman keriput kuning, 108 tanaman bulat hijau dan 32 keriput hijau. Jika diperhatikan, perbandingan antara tanaman bulat kuning : keriput kuning : bulat hijau : keriput hijau adalah mendekati 9:3:3:1.


P : BBKK (bulat, kuning) X bbkk (keriput, hijau)
F1 : BbKk (bulat, kuning)
F1XF1 : BbKk (bulat, kuning) X BbKk (bulat, kuning)
Gamet : BK, Bk, bK, bk BK, Bk, bK, bk
Gamet-gamet ini dapat berpasangan secara bebas (Hukum Mendel II) sehingga F2 dapat digambarkan sebagai berikut:


   

 
Gamet
BK
Bk
bK
bk
BK
BBKK
1
BBKk
2
BbKK
3
BbKk
4
Bk
BBKk
5
BBkk
6
BbKk
7
Bbkk
8
bK
BbKK
9
BbKk
10
bbKK
11
bbKk
12
bk
BbKk
13
Bbkk
14
bbKk
15
bbkk
16


Keterangan:
bulat kuning 1,2,3,4,5,7,9,10,13
keriput kuning 11,12,15
bulat hijau 6,8,14
keriput hijau 16

Tanaman bulat kuning jumlah 9.
Tanaman bulat hijau jumlah 3.
Tanaman keriput kuning jumlah 3.
Tanaman keriput hijau pada jumlah 1.
Jadi, perbandingan homozigot terdapat pada kotak nomor 1,6,11 dan 16 sedangkan lainnya heterozigot.





3.      Seorang petani melon memiliki varietas melon  bulat, manis, kecil dan lonjong, asam, dan kecil. Jika petani tersebut ingin menyilangkan kedua varietas tersebut, tentukan perbandingan fenotip da genotip jika gen B menentukan bentuk Bulat, K besar memnentukan rasa Manis dan P menentukan bentuk Besar.

Jawab:
Fenotip  Description: http://www.faktailmiah.com/wp-content/uploads/2010/10/simbol-laki-laki.png Bulat  Manis  Kecil         ><   Description: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSue045IKfk7blG3HaDSsclboprXnE0xoA_hc5pcdV0HjdyAcTR Lonjong   Asam   Besar
Genotip           BB     KK        pp                                bb        kk        PP
Gamet                                                 BbKkPp

P1 Fenotip:      Description: http://www.faktailmiah.com/wp-content/uploads/2010/10/simbol-laki-laki.png Bulat  Manis   Besar   >< Description: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSue045IKfk7blG3HaDSsclboprXnE0xoA_hc5pcdV0HjdyAcTRBulat  Manis Besar
    Genotip:                  Bb  Kk  Pp                              Bb  Kk  Pp
                                    BKP                                        BKP
                                    BKp                                        BKp
                                    BkP                                         BkP
                                    Bkp                                         Bkp
                                    bKP                                         bKP
                                    bKp                                         bKp
                                    bkP                                          bkP
                                    bkp                                          bkp











F2
BKP
BKp
BkP
Bkp
bKP
bKp
bkP
Bkp
BKP
BBKKPP
Bulat manis besar
BBKKPp
Bulat manis besar
BBKkPP
Bulat manis besar
BBKkPp
Bulat manis besar
BbKKPP
Bulat manis besar
BbKKPp
Bulat manis besar
BbKKPP
Bulat manis besar
BkKkPp
Bulat manis besar
BKp
BBKKPp
Bulat manis besar
BBKKpp
Bulat manis
kecil
BBKkPp
Bulat manis besar
BBKkpp
Bulat manis kecil
BbKKPp
Bulat manis besar
BbKKpp
Bulat manis kecil
BbKkPp
Bulat manis besar
BbKkpp
Bulat manis kecil
BkP
BBKkPP
Bulat manis besar
BBKkPp
Bulat manis besar
BBkkPP
Bulat asam besar
BBkkPp
Bulat asam besar
BbKkPP
Bulat manis besar
BbKkPp
Bulat manis besar
BbkkPP
Bulat asam
besar
BbkkPp
Bulat asam
besar
Bkp
BBKkPp
Bulat manis besar
BBKkpp
Bulat manis kecil
BBkkPp
Bulat asam besar
BBkkpp
Bulat asam kecil
BbKkPp
Bulat manis besar
BbKkpp
Bulat manis kecil
BbkkPp
Bulat asam besar
Bbkkpp
Bulat asam kecil
bKP
BbKKPP
Bulat manis besar
BbKKPp
Bulat manis besar
BbKkPP
Bulat manis besar
BbKkPp
Bulat manis besar
bbkkPP
lonjong
asam besar
bbKKPp
lonjong manis besar
bbKkPP
lonjong manis besar
bbKkPp
lonjong manis besar
bKp
BbKKPp
Bulat manis besar

BbKKpp
Bulat manis kecil
BbKkPp
Bulat manis besar
BbKkpp
Bulat manis kecil
bbKKPp
lonjong manis besar
bbKKpp
lonjong manis kecil
bbKkPp
lonjong manis besar
bbKkpp
lonjong manis kecil
bkP
BbKkPP
Bulat manis besar
BbKkPp
Bulat manis besar
BbkkPP
Bulat asam besar
BbkkPp
Bulat asam besar
bbKkPP
lonjong
manis besar
bbKkPp
lonjong manis besar
bbkkPP
lonjong asam besar
bbkkPp
lonjong asam besar
bkp
BbKkPp
Bulat manis besar
BbKkpp
Bulat manis kecil
BbkkPp
Bulat asam
besar
Bbkkpp
Bulat asam
kecil
bbKkPp
lonjong manis besar
bbKkpp
lonjong
manis kecil
bbkkPp
lonjong
asam
besar
bbkkpp
lonjong
asam
kecil

F2
Bulat manis besar        : 27
Bulat manis kecil         : 9
Bulat asam besar         : 9
Bulat asam kecil          : 3
Lonjong manis besar   : 9
Lonjong manis kecil    : 3
Lonjong asam besar    : 3
Lonjong asam kecil     : 1

4.      Konsep sakit dan penyakit dalam kehidupan sehari-hari

Cara hidup dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit, selain itu hasil berbagai kebudayaan juga dapat menimbulkan penyakit.
Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu: Naturalistik dan Personalistik. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan), kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubu h, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisional (Battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan. Sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas sehari –hari dengan gairah.
Sedangkan sakit dianggap sebagai suatu keadaan badan yang kurang menyenangkan, bahkan dirasakan sebagai siksaan sehingga menyebabkan seseorang tidak dapat menjalanka
a.       Sakit
Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia. Sedangkan arti penyakit / disease adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing atau luka.
Sudarti (1987) menggambarkan secara deskriptif persepsi masyarakat beberapa daerah di Indonesia mengenai sakit dan penyakit; masyarakat menganggap bahwa sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang menim - bulkan rasa tidak nyaman. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja, kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punya uang).

b.      Penyakit
Ditinjau dari segi biologis penyakit merupakan kelainan berbagai organ tubuh manusia, sedangkan dari segi kemasyarakatan keadaan sakit dianggap sebagai peny impangan perilaku dari keadaan sosial yang normatif. Penyimpangan itu dapat disebabkan oleh kelainan biomedis organ tubuh atau lingkungan manusia, tetapi juga dapat disebabkan oleh kelainan emosional dan psikososial individu bersangkutan. Faktor emosional dan psikososial ini pada dasarnya merupakan akibat dari lingkungan hidup atau ekosistem manusia dan adat kebiasaan manusia atau kebudayaan (Loedin AA,1989 : 7-8 )
Para ahli antropologi kesehatan yang dari definisinya dapat disebutkan berorientasi ke ekologi, menaruh perhatian pada hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan alamnya, tingkah laku penyakitnya dan cara -cara tingkah laku penyakitnya mempengaruhi evolusi kebudayaannya melalui proses umpan balik (Foster, Anderson, 1978)
Penyakit dapat dipandang sebagai suatu unsur dalam lingkungan manusia, seperti tampak pada ciri sel-sabit (sickle-cell) di kalangan penduduk Afrika Barat, suatu perubahan evolusi yang adaptif, yang memberikan imunitas relatif terhadap malaria.

5.      Sebut dan jelaskan teori teori penyakit serta contohnya.
Teori Terjadinya Penyakit
a.       Teori Hipocrates (460-377 SM).
Hipocrates berpendapat bahwa sakit bukan disebabkan oleh hal-hal yang bersifat supranatural tetapi ada kaitannya dengan elemen-elemen bumi, api, udara, air yang dapat menyababkan kondisi dingin, kering, panas dan lembab. Kondisi ini dapat berpengaruh pada cairan tubuh, darah, cairan empedu kuning dan empedu hitam. Pada zaman ini hipocrates telah menghubungkan antara kejadian sakit dengan faktor lingkungan. Ia mengemukakan teori tentang sebab musabab penyakit, yaitu bahwa:
1). Penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup, dan
2). .Penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang.Teori itu dimuat dalam karyanya berjudul “On Airs, Waters and Places”.
Hippocrates juga merujuk dan memasukkan ke dalam teorinya apa yang sekarang disebut sebagai teori atom, yaitu segala sesuatu yang berasal dari partikel yang sangat kecil. Teori ini kemudian dianggap tidak benar oleh kedokteran modern. Menurut teorinya, tipe atom terdiri dari empat jenis: atom tanah (solid dan dingin), atom udara (kering), atom api (panas), atom air (basah). Selain itu ia yakin bahwa tubuh tersusun dari empat zat: flegma (atom tanah dan air), empedu kuning (atom api dan udara), darah (atom api dan air) dan empedu hitam (atom tanah dan udara). Penyakit dianggap terjadi akibat ketidakseimbangan cairan sementara demam dianggap terlalu banyak darah.
Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada pada waktu itu dan dipakai hingga tahun 1800-an.Kemudian ternyata teori ini tidak mamp[u menjawab tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai penularan yang lebih berbelit-belit.
b.      Teori Contagion
Menurut teori ini penyakit terjadi karena proses kontak atau bersinggungan dengan sumber penyakit. Pada masa ini telah ada pemikiran konsep penularan yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta di Mesir.Teori ini tentu dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu di mana penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi karena adanya kontak langsung. Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553). Teorinya menyatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat penular (transference) yang disebut kontagion.Fracastoro membedakan tiga jenis kontagion, yaitu:
1)     Jenis kontagion yang dapat menular melalui kontak langsung, misalnya bersentuhan, berciuman, hubungan seksual.
2)     Jenis kontagion yang menular melalui benda-benda perantara (benda tersebut tidak tertular, namun mempertahankan benih dan kemudian menularkan pada orang lain) misalnya melalui pakaian, handuk, sapu tangan.
Jenis kontagion yang dapat menularkan pada jarak jauh
Pada mulanya teori kontagion ini belum dinyatakan sebagai jasad renik atau mikroorganisme yang baru karena pada saat itu teori tersebut tidak dapat diterima dan tidak berkembang. Tapi penemunya, Fracastoro, tetap dianggap sebagai salah satu perintis dalam bidang epidemiologi meskipun baru beberapa abad kemudian mulai terungkap bahwa teori kontagion sebagai jasad renik. Karantina dan kegiatan-kegiatan epidemik lainnya merupakan tindakan yang diperkenalkan pada zaman itu setelah efektivitasnya dikonfirmasikan melalui pengalaman praktek.
c.       Teori Humoral.
 Dikenal dalam kehidupan masyarakat China yang beranggapan bahwa penyakit disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dikatakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu putih, kuning, merah dan hitam. Bila terjadi ketidakseimbangan akan menyebabkan penyakit, tergantung dari jenis cairan yang dominan.
d.      Teori Miasma. 
Penyakit timbul karena sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk, meninggalkan pengotoran udara dan lingkungan. Pada zaman itu orang percaya bila seseorang menghirup miasma atau uap busuk tadi maka ia akan terjangkit penyakit. Sebagai pencegahannya rumah-rumah dianjurkan ditutup rapat terutama pada malam hari dan tidak banyak keluar malam karena dipercaya miasma muncul terutama pada waktu malam. Selain itu masyarakat juga percaya bahwa miasma dapat dihalau atau diatasi dengan jalan membakar ramuan/ kemenyan (dupa) dan bisa juga diusir dengan bunyi-bunyian keras seperti bel gereja, bedug, petasan, dll. Pada zamannya teori miasma lebih dipercaya dan dapat diterima daripada teori contagion yang dicetuskan oleh Fracastoro karena uap busuk lebih bisa diamati dan tercium baunya.
e.       Teori Jasad Renik (Germ Theory).
 Jasad renik (germ) dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit yang berkembang setelah ditemukannya mikroskop. Suatu kuman ( mikroorganisme) ditunjuk sebagai kausa penyakit.Teori ini sejalan dengan kemajuan di bidang teknologi kedokteran,ditemukannya mikroskop yang mampu mengidentifikasi mikroorganisme.Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit.Namun selanjutnya ternyata teori ini mendapat tantangan karena sulit diterapkan pada berbagai penyakit kronik,misalnya penyakit jantung dan kanker,yang penyebabnya bukan kuman.
f.       Teori Ekologi Lingkungan.
 Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan tertentu. Pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit. Teori ini secara lebih luas membahas tentang penyebab penyakit yang menghubungkan antara sumber penyakit, penderita dan lingkungannya. Model tradisional epidemiologi atau segitiga epidemiologi dikemukakan oleh Gordon dan La Richt (1950), menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaituhost, agent, dan environment. Gordon berpendapat bahwa:
a).   Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan manusia (host)
b).  Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristikagent dan host (baik individu/kelompok)
c)  Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan (lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis).
g.      Teori Multiklausa
Disebut juga sebagai konsep multifaktorial di mana teori ini menekankan bahwa suatu penyakit terjadi sebagai hasil dari interaksi berbagai faktor.Misalnya,faktor interaksi lingkungan yang berupa faktor biologis,kimiawi dan sosial memegang peranan dalam terjadinya penyakit.
Sebagai contoh,infeksi tubekulosis paru yang disebabkan oleh invasimycobacterium tuberculosis pada jaringan paru,tidak dianggap sebagai penyebab tunggal terjadinya TBC.Disini TBC tidak hanya terjadi sebagai akibat keterpaparan dengan kuman TBC semata,tetapi secara multifaktorial berkaitan dengan faktor genetik,malnutrisi,kepadatan penduduk dan derajat kemiskinan.Demikian pula halnya dengan kolera yang disebabkan oleh tertelannya vibrio kolera ditambah dengan beberapa (multi) faktor risiko lainnya.Kepekaan penjamu meningkat oleh keterpaparan berbagai faktor:malnutrisi,perubahan padat,kemiskinan,dan genetik.Dalam kondisi demikian seorang menelan vibrio kolera selama terpapar dengan air tidak bersih,yang dilanjutkan dengan pengeluaran toksin.Kolera yang meracuni lambung sehingga terjadilah diare
















  
DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar